Kandungan gula Coca-cola reguler
Pada Coca-cola reguler, sebagaimana yang tercantum dalam website resminya, terdapat sekitar 10,6 gram gula dalam setiap kandungan 100ml Coca-cola. Itu berarti bahwa pada kemasan kaleng dengan kandungan 330ml, terdapat sekitar 35 gram gula, atau setara dengan 9 sdt gula tambahan. Selain itu, jika dikalkulasikan lagi, untuk kemasan berbentuk botol dengan ukuran 500ml, terdapat sekitar 50 gram gula tambahan, atau sekitar 12 sdt.
Rekomendasi konsumsi gula harian
Di dunia, terdapat dua jenis gula yakni gula alami dan juga gula tambahan. Sebagaimana namanya, gula alami merupakan jenis pemanis yang telah ada secara natural terkandung dalam makanan, dan dapat ditemui pada buah-buahan dan juga susu. Sedangkan gula tambahan, merupakan jenis pemanis yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman ketika pemrosesan, seperti pada saat membuat teh ataupun kopi.
Karena merupakan jenis alami dan terbentuk secara alami pula, maka gula alami bisa dikatakan lebih sehat daripada jenis gula tambahan. Meskipun begitu, menurut American Academy of Nutrition and Dietetics, tubuh manusia memperlakukan gula alami dengan gula tambahan sebagai dua hal yang sama, dengan dampak yang sama pula, yakni dapat menyebabkan berat badan bertambah jika dikonsumsi secara berlebihan. Namun tentu saja gula tambahan memiliki dampak yang lebih serius, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan, karena dapat menyebabkan obesitas, diabetes, serta penyakit kardiovaskular.
Mengingat dampaknya yang cukup serius, American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi gula tambahan sekitar 6 sdt perhari untuk wanita, dan sekitar 9 sdt perhari untuk pria. Adapun untuk anak-anak, konsumsi gula tambahan ini sebaiknya kurang dari 6 sdt perhari. Namun perlu diingat bahwa rekomendasi ini tentu tidak berlaku untuk jenis gula alami seperti yang terdapat pada buah-buahan.
Kandungan gula Coke Zero dan Diet Coke
Coke Zero dan Diet Coke dari Coca-cola merupakan beberapa di antara sekian banyak alternatif minuman bersoda yang rendah kalori. Dalam hal ini, varian produk Coke Zero menggunakan pemanis buatan yang diklaim memiliki 0 kalori dan gula. Adapun Diet Coke di satu sisi merupakan jenis minuman bersoda dengan pemanis yang bersifat rendah kalori.
Meskipun terdengar menjanjikan sebagai alternatif pengganti minuman bersoda yang mengandung banyak gula, beberapa penelitian menunjukkan bahwa justru minuman-minuman pengganti ini pada dasarnya lebih kompleks. Dalam hal ini sebuah penelitian secara spesifik mengemukakan bahwa mereka yang mengkonsumsi lebih dari 21 minuman dengan pemanis buatan setiap minggunya memiliki risiko obesitas dua kali lebih besar dibanding mereka yang tidak mengonsumsi jenis minuman tersebut.
Dengan begitu, tentu dapat dikatakan bahwa konsumsi minuman bersoda rendah kalori bukanlah pilihan yang tepat bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan namun tetap ingin mengonsumsi minuman bersoda. Untuk itu, bijaklah dalam menentukan pilihan makanan ataupun minuman yang Anda konsumsi.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar informasi kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Fowler, Sharon P, et al. 2008. Fueling the obesity pandemic? Artificially sweetened beverage use and long term weight gain. Obesity (Silver Spring) June 5. 16(8). doi: 10.1038/oby.2008.284
Menyediakan pilihan Nol Kalori untuk konsumen
COCA-COLA Zero Sugar adalah minuman berkarbonasi rasa kola hadir dengan bebas gula dan kalori. Nikmati kesegarannya yang paling enak dengan meminumnya ketika dingin.
AIR BERKARBONASI, PEWARNA ALAMI KARAMEL (KELAS IV), PENGATUR KEASAMAN (ASAM FOSFAT, TRINATRIUM SITRAT), PEMANIS BUATAN (SUKRALOSA, ASESULFAM K), PENGAWET (NATRIUM BENZOAT), KONSENTRAT KOLA, KAFEIN. MENGANDUNG KAFEIN 32MG/SAJIAN. MAKSIMUM KONSUMSI150MG/HARI.
MENGANDUNG PEMANIS BUATAN, DISARANKAN TIDAK DIKONSUMSI OLEH ANAK DI BAWAH 5 (LIMA) TAHUN, IBU HAMIL, DAN IBU MENYUSUI.
Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEPI, sebelumnya bernama Coca-Cola Amatil Indonesia hingga 2021) adalah sebuah perusahaan minuman ringan di Indonesia. CCEPI sebenarnya merupakan nama dagang bagi dua perusahaan milik salah satu pembotol Coca-Cola terbesar di dunia, Coca-Cola Europacific Partners (berbasis di Uxbridge, London, Britania Raya) di Indonesia. Perusahaan tersebut yaitu PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) yang bergerak bidang produksi dan PT Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI) untuk distribusi. CCEPI memiliki 8 pabrik pembotolan yang ada di Sumatra, Jawa dan Bali serta mempekerjakan 5.200 karyawan.[1] Sedangkan kantor pusatnya ada di Gedung South Quarter Tower C, Lt. 22, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
CCEPI memproduksi dan memasarkan minuman berkarbonasi dengan merek Coca-Cola, Fanta dan Sprite, minuman sari buah dengan merek Minute Maid, minuman susu dengan merek Nutriboost, minuman teh dengan merek Frestea, dan air mineral dengan merek Ades.
Di samping dua perusahaan di bawah CCEPI, ada juga PT Coca-Cola Indonesia sebagai anak usaha langsung The Coca-Cola Company (berbasis di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat). Kantornya bertempat tidak jauh dari CCEPI, yaitu di Gedung South Quarter Tower B, Penthouse Floor, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Coca-Cola pertama kali hadir di Hindia Belanda pada tahun 1927, masih diimpor utuh dalam kemasan botol oleh seorang insinyur Belanda bernama Bernie Konings.[2] Kemudian pada tahun 1932 mulai diproduksi massal oleh De Nederlands-Indische Mineral Water Fabriek (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) di Jl. Pos Utara,[3] Pasar Baru, Batavia, yang dimiliki seorang Belanda.[4] Selama Perang Dunia II, ketika Hindia Belanda diduduki Jepang, produksi Coca-Cola dalam negeri otomatis lumpuh total.[5] Pabrik tersebut diambilalih perusahaan Jepang bernama Kumesei Goshi Kaisha, namun kemudian direbut oleh pejuang kemerdekaan pada Oktober 1945.[6]
Sesudah kemerdekaan Indonesia, didirikan perusahaan pembotol baru Coca-Cola di Indonesia dengan nama NV Indonesian Bottlers Ltd. (IBL) oleh Bernie Konings, M. Tabrani, Aminoedin Pohan, T.S.G. Mulia serta Gouw Hoan Giok dan istri pada 7 Maret 1953.[2] Menggunakan pabrik lama yang berlokasi di Pasar Baru, peresmiannya dilakukan pada pertengahan 1954[3] dan memproduksi 1.000-1.500 krat Coca-Cola setiap harinya, dengan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3-7 truk untuk pendistribusian.[5] Adapun saham Konings dilepas di tahun 1957 sehingga kepemilikannya 100% dipegang WNI. Meskipun demikian, kondisi ekonomi-politik era Orde Lama membuat kinerja perusahaan ini tersendat-sendat,[2] terutama ketika pemerintah saat itu menggalakkan sikap anti-Barat di masyarakat yang membuat produksinya terhenti di tahun 1964-1965.[4] Belakangan IBL dimiliki oleh T.H. Ticoalu, Tatang Nana dan Harry Handojo.[5]
Pada Mei 1970[7] NV IBL membentuk perusahaan patungan dengan tiga perusahaan Jepang, Mitsui Co. Ltd., Mikuni Coca-Cola Bottling Co. dan Mitsui Toatsu Chemicals Inc. (40%-60%) dengan nama PT Djaya Beverages Bottling Company[2] sebagai perusahaan pembotolan modern Coca-Cola pertama di Indonesia.[8] Perusahaan tersebut kemudian mendirikan pabrik baru yang berlokasi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat dengan biaya US$ 1,8 juta,[9] dengan produksi pertamanya keluar pada 12 April 1971[10] dan diresmikan pada 11 September 1971.[11] Di tahun itu juga, merek Sprite mulai dipasarkan yang disusul Fanta di tahun 1973. Secara berturut-turut, kemudian sejumlah perusahaan memperoleh lisensi produksi Coca-Cola di beberapa daerah, meliputi:
Pabriknya di Cempaka Putih tercatat sempat diserang massa pada peristiwa Malari.[17]
Adapun The Coca-Cola Company, Amerika Serikat sendiri juga mendirikan cabangnya di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama PT Coca-Cola Indonesia (CCI)[21] yang sampai saat ini masih berdiri. Perusahaan ini tidak memproduksi Coca-Cola secara langsung, melainkan mensupervisi produksi Coca-Cola di pabrik-pabrik pembotolnya dan menyuplai bahan baku Coca-Cola.[2] Di tahun 1977, PT CCI mendirikan sebuah pabrik Commercial Support Supply (CPS) yang berlokasi di Cilangkap, Depok[22] untuk memenuhi pasokan sirup konsentrat Coca-Cola untuk pabrik pembotolan di Indonesia. CPS kemudian juga mengekspor produknya ke negara-negara tetangga seperti Singapura, Australia, Selandia Baru, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.[5] Namun belakangan konsentrat Coca-Cola untuk pabrik pembotolannya juga diimpor dari negara lain seperti Puerto Riko.[23]
Pada tahun 1991, Coca-Cola Amatil (CCA, perusahaan pembotol Coca-Cola yang berbasis di Sydney, Australia) mulai mengakuisisi pabrik pembotolan Coca-Cola di Indonesia. Dimulai dari perusahaan-perusahaan pembotol di bawah Partogius Hutabarat (Pan System) dan Edi Kowara (Teknik Umum) yang dikonsolidasikan menjadi dua perusahaan, yaitu PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company dan PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company. Dalam masing-masing perusahaan ini CCA memiliki 49% saham dan sisanya pemilik lama.[14][13] Pada 6 Oktober 1993, menyusul 90% saham PT Djaya Beverages Bottling Company yang diakuisisi CCA,[24] dan dua tahun kemudian, CCA sudah memiliki 100% saham PT Djaya Beverages dan 90% saham di PT Coca-Cola Pan Java serta PT Coca-Cola Tirtalina.[25] Hal ini membuat CCA menguasai 10 dari 11 pabrik Coca-Cola di Indonesia, kecuali PT Bangun Wenang.[5]
Pada 25 Juni 1997, PT Coca-Cola Amatil Indonesia Bottling didirikan dan meresmikan pabrik barunya yang didirikan di atas area seluas 22 hektar di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang merupakan pabrik terbesar dan tercanggih di Indonesia.
Pada 1 Januari 2000, tiga perusahaan pemegang lisensi produksi Coca-Cola milik CCA di Indonesia dikonsolidasikan menjadi PT Coca-Cola Amatil Indonesia Bottling, yang kemudian di tanggal 1 Juli 2002 berganti nama menjadi PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI).[18] Selain perusahaan ini, ada juga PT Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI, d/h PT Coca-Cola Amatil Indonesia) sebagai perusahaan distributor,[26] yang sebenarnya juga merupakan hasil konsolidasi dengan sejumlah distributor seperti PT Coca-Cola Banyu Argo,[27] PT Coca-Cola Kendali Sodo[28] dan PT Enam Sekawan. Kedua perusahaan ini (CCBI dan CCDI) dikenal dengan nama dagang Coca-Cola Amatil Indonesia. Pada tahun 2016, pemegang lisensi produsen Coca-Cola terakhir di Indonesia yang ada di luar CCA, PT Bangun Wenang dicabut oleh Coca-Cola di AS.[29]
Selain dalam kemasan botol, sejak tahun 1986 Coca-Cola dipasarkan dalam kemasan kaleng dengan produk Diet Coke dan sejak tahun 1996 dalam kemasan botol plastik PET oleh Coca-Cola Amatil Indonesia. Pada tahun 2002, Frestea mulai diperkenalkan dan CCAI juga mengakuisisi merek air minum dalam kemasan, Ades. Merek Minute Maid dan Coke Zero mulai dipasarkan pada tahun 2008, Ades dijual dalam kemasan botol plastik ramah lingkungan pada tahun 2011, dan terakhir, merek Nutriboost dipasarkan tahun 2013.[5] Merek lain yang dipasarkan Coca-Cola di Indonesia adalah A&W Root Beer (root beer) dan Schweppes (air soda).[30] Coca-Cola juga pernah mengedarkan minuman Hi-C (teh botol), Krest (minuman ringan air soda), Bonaqa (air minum),[13] Sunfill (sirup),[31] Barq's (root beer),[32] Aquarius dan Powerade (minuman isotonik).[2]
Pada tanggal 10 Mei 2021, Coca-Cola Amatil Indonesia berganti nama menjadi Coca-Cola Europacific Partners Indonesia seiring dengan penggabungan Coca-Cola Amatil dengan Coca-Cola European Partners[33] menjadi Coca-Cola Europacific Partners.
Pada tahun 2014, PT Coca-Cola Bottling Indonesia sempat tersangkut kasus dugaan pencurian air. Hal ini karena sejak 2011, meskipun Surat Izin Penggunaan Air-nya ditolak, Coca-Cola tetap mengambil air dari sejumlah sumur mata air di Sumedang tanpa izin.[34] PT CCBI tercatat sempat ditetapkan menjadi tersangka korporasi dalam kasus ini,[35] meskipun pihak CCBI membantahnya[36] dan kasus ini kemudian tidak jelas akhirnya.
Di tahun yang sama, PT Coca-Cola Indonesia (anak usaha The Coca-Cola Company, tidak berhubungan langsung dengan CCBI) dituduh tersangkut kasus pajak iklan dari tahun 2002-2006 senilai Rp 566 miliar.[37] Isu lain yang beberapa kali menjangkit operasi Coca-Cola di Indonesia adalah isu perburuhan.[38]
Minuman berkarbonasi rasa Kola, enak dan menyegarkan
Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal. Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
___________________________________________________________
AIR BERKARBONASI, GULA, PEWARNA ALAMI KARAMEL (KELAS IV), PENGATUR KEASAMAN (ASAM FOSFAT), KONSENTRAT KOLA, KAFEIN. MENGANDUNG KAFEIN 24 MG/SAJIAN. MAKSIMUM KONSUMSI 150 MG/HARI.
Membangun karier di CCEP Indonesia adalah pengalaman yang menyenangkan. CCEP Indonesia adalah tempat di mana orang dapat tumbuh, bahagia, dan sejahtera di tempat kerja yang aman, terbuka, dan inklusif.
Coca-Cola, atau Coke, adalah minuman ringan cola yang diproduksi oleh Coca-Cola Company. Di tahun 2013, produk Coke dijual di lebih dari 200 negara di seluruh dunia, dengan konsumen meminum lebih dari 1,8 miliar porsi minuman perusahaan setiap hari. Coca-Cola berada di peringkat No. 94 dalam daftar Fortune 500 perusahaan Amerika Serikat terbesar berdasarkan pendapatan tahun 2024. Berdasarkan studi "merek global terbaik" Interbrand di tahun 2023, Coca-Cola adalah merek paling berharga keenam di dunia.
Awalnya dipasarkan sebagai minuman pertarakan dan dimaksudkan sebagai obat paten, Coca-Cola ditemukan di akhir abad ke-19 oleh John Stith Pemberton di Atlanta, Georgia. Di tahun 1888, Pemberton menjual hak kepemilikannya kepada Asa Griggs Candler, seorang pengusaha, yang taktik pemasarannya membawa Coca-Cola mendominasi pasar minuman ringan global sepanjang abad ke-20 dan ke-21. Namanya mengacu pada dua bahan aslinya : daun koka dan kacang kola ( sumber kafein ). Formula Coca-Cola saat ini tetap menjadi rahasia dagang ; namun, berbagai resep yang dilaporkan dan kreasi eksperimental telah diterbitkan. Kerahasiaan seputar Formula telah digunakan oleh Coca-Cola dalam pemasarannya karena hanya segelintir karyawan anonim yang mengetahui Formula tersebut. Minuman ini telah menginspirasi para peniru dan menciptakan seluruh klasifikasi minuman ringan: Cola.
The Coca-Cola Company memproduksi konsentrat, yang kemudian dijual ke pembotolan Coca-Cola berlisensi di seluruh dunia. Para pembotolan, yang memegang kontrak wilayah eksklusif dengan perusahaan, memproduksi produk jadi dalam kaleng dan botol dari konsentrat, dikombinasikan dengan air yang disaring dan pemanis. Satu ons cairan 12 AS ( 350 ml ) bisa mengandung 38 gram ( 1,3 ons ) gula ( biasanya dalam bentuk sirup jagung fruktosa tinggi di Amerika Utara ). Para pembotolan kemudian menjual, mendistribusikan, dan memperdagangkan Coca-Cola ke toko ritel, restoran, dan mesin penjual otomatis di seluruh dunia. The Coca-Cola Company juga menjual konsentrat untuk air mancur soda di restoran-restoran besar dan distributor jasa makanan.
The Coca-Cola Company kadang-kadang memperkenalkan minuman cola lainnya dengan nama Coke. Yang paling umum adalah Diet Coke, bersama dengan yang lain termasuk Coca-Cola Bebas Kafein, Diet Coke Bebas Kafein, Coca-Cola Zero Sugar, Coca-Cola Cherry, Coca-Cola Vanilla, dan versi khusus dengan lemon, jeruk nipis, dan kopi. Coca-Cola disebut "Coca-Cola Classic" dari Juli 1985 hingga 2009, untuk membedakannya dari "Coke Baru".
Asal usul sejarah abad ke-19
Kolonel Konfederasi John Pemberton, yang terluka dalam Perang Saudara Amerika dan kecanduan morfin, juga memiliki gelar kedokteran dan mulai mencari pengganti obat bermasalah tersebut. Di tahun 1885 di Pemberton's Eagle Drug and Chemical House, toko obatnya di Columbus, Georgia, ia mendaftarkan tonik saraf French Wine Coca milik Pemberton. Tonik Pemberton mungkin terinspirasi oleh kejayaan besar Vin Mariani, anggur coca Prancis-Korsika, namun resepnya juga menyertakan kacang kola Afrika, sumber minuman kafein. Minuman Spanyol bernama "Kola Coca" dipresentasikan di sebuah kontes di Philadelphia di tahun 1885, setahun sebelum Coca-Cola secara resmi lahir. Hak atas minuman Spanyol ini dibeli oleh Coca-Cola di tahun 1953.
Di tahun 1886, ketika Atlanta dan Fulton County meloloskan undang-undang larangan, Pemberton menanggapinya dengan mengembangkan Coca-Cola, versi non-alkohol dari French Wine Coca milik Pemberton. Minuman ini dipasarkan sebagai "Coca-Cola : Minuman pertarakan", yang menarik banyak orang karena gerakan pertarakan mendapat dukungan luas selama ini. Penjualan pertama dilakukan di Jacob's Pharmacy di Atlanta, Georgia, di tanggal 8 Mei 1886, yang awalnya dijual seharga lima sen per gelas. Air mancur soda di toko obat populer di Amerika Serikat di saat itu karena keyakinan bahwa air berkarbonasi baik untuk kesehatan, dan minuman baru Pemberton dipasarkan dan dijual sebagai obat paten, Pemberton mengklaim itu adalah obat untuk banyak penyakit, termasuk kecanduan morfin, gangguan pencernaan, gangguan saraf, sakit kepala, dan impotensi. Pemberton memasang iklan pertama minuman tersebut di tanggal 29 Mei tahun yang sama di Jurnal Atlanta.
Di tahun 1888, tiga versi Coca-Cola – dijual oleh tiga bisnis terpisah – ada di pasaran. Kemitraan bersama telah dibentuk di 14 Januari 1888, antara Pemberton dan empat pengusaha Atlanta : J.C. Mayfield, A.O. Murphy, CO. Mullahy, dan E.H. bernilai darah. Tidak dikodifikasi oleh dokumen apapun yang ditandatangani, pernyataan lisan yang diberikan oleh Asa Candler bertahun-tahun kemudian menegaskan dibawah kesaksian bahwa ia telah mengakuisisi saham di perusahaan Pemberton sejak tahun 1887. John Pemberton menyatakan bahwa nama "Coca-Cola" adalah milik putranya, Charley, namun dua produsen lainnya bisa terus menggunakan formula tersebut.
Rekor kendali Charley Pemberton atas nama "Coca-Cola" adalah faktor mendasar yang memungkinkan dia untuk berpartisipasi sebagai pemegang saham utama dalam pengajuan pendirian Coca-Cola Company di bulan Maret 1888 yang dibuat menggantikan ayahnya. Kontrol eksklusif Charley atas nama "Coca-Cola" menjadi duri terus menerus di pihak Asa Candler. Putra tertua Candler, Charles Howard Candler, menulis buku di tahun 1950 yang diterbitkan oleh Universitas Emory. Dalam biografi definitif tentang ayahnya ini, Candler secara khusus menyatakan : "di tanggal 14 April 1888, apoteker muda Asa Griggs Candler membeli sepertiga saham dalam formula ramuan hak milik yang hampir sepenuhnya tidak diketahui yang dikenal sebagai Coca-Cola." Kesepakatan itu sebenarnya antara putra John Pemberton, Charley dan Walker, Candler & Co. – dengan John Pemberton bertindak sebagai cosigner untuk putranya. Dengan uang muka $50 dan $500 dalam 30 hari, Walker, Candler & Co. memperoleh sepertiga kepemilikan di the Coca-Cola Company yang dipegang Charley, sementara Charley masih mempertahankan nama tersebut. Setelah kesepakatan 14 April, di 17 April 1888, setengah saham Walker / Dozier diakuisisi oleh Candler dengan tambahan $750.
Setelah Candler mendapatkan pijakan yang lebih baik di Coca-Cola di bulan April 1888, dia terpaksa menjual minuman yang dia produksi dengan resep yang dia miliki dengan nama "Yum Yum" dan "Koke". Ini terjadi ketika Charley Pemberton menjual ramuan tersebut, meskipun campurannya lebih kasar, dengan nama "Coca-Cola", semua dengan restu ayahnya. Setelah kedua nama tersebut gagal untuk diterima oleh Candler, di pertengahan tahun 1888, apoteker asal Atlanta tersebut sangat ingin membuat klaim hukum yang lebih tegas terhadap Coca-Cola, dan berharap dia bisa memaksa kedua pesaingnya, Walker dan Dozier, sepenuhnya keluar dari daftar tersebut. bisnis juga.
John Pemberton meninggal mendadak di 16 Agustus 1888. Asa Candler kemudian memutuskan untuk bergerak cepat untuk mendapatkan kendali penuh atas seluruh operasi Coca-Cola.
Charley Pemberton, seorang pecandu alkohol dan opium, membuat Asa Candler terkesima lebih dari siapapun. Candler dikatakan dengan cepat bermanuver untuk membeli hak eksklusif atas nama "Coca-Cola" dari putra Pemberton, Charley, segera setelah dia mengetahui kematian Dr. Pemberton. Salah satu dari beberapa cerita menyatakan bahwa Candler mendekati ibu Charley di pemakaman John Pemberton dan menawarkan uang tunai $300 untuk hak atas nama tersebut.
Dalam buku Charles Howard Candler tahun 1950 tentang ayahnya, dia menyatakan : "Di tanggal 30 Agustus [ 1888 ], dia [ Asa Candler ] menjadi pemilik tunggal Coca-Cola, sebuah fakta yang tercantum pada kop surat, formulir faktur, dan salinan iklan."
Dengan tindakan ini di tanggal 30 Agustus 1888, kendali tunggal Candler secara teknis menjadi benar. Candler telah bernegosiasi dengan Margaret Dozier dan saudara laki-lakinya Woolfolk Walker untuk pembayaran penuh sebesar $1.000, yang semuanya sepakat bahwa Candler bisa melunasinya dengan serangkaian surat utang dalam jangka waktu tertentu. Di tanggal 1 Mei 1889, Candler kini mengklaim kepemilikan penuh atas minuman Coca-Cola, dengan total pengeluaran investasi Candler untuk perusahaan minuman tersebut selama bertahun-tahun sebesar $2.300.
Di tahun 1914, Margaret Dozier, sebagai salah satu pemilik Coca-Cola Company yang asli di tahun 1888, mengajukan klaim bahwa tanda tangannya pada tagihan penjualan Coca-Cola Company tahun 1888 telah dipalsukan. Analisis selanjutnya terhadap dokumen transfer serupa lainnya juga menunjukkan bahwa tanda tangan John Pemberton kemungkinan besar juga dipalsukan, yang menurut beberapa laporan dilakukan oleh putranya, Charley.
Di tahun 1892, Candler mulai mendirikan perusahaan kedua, Coca-Cola Company ( perusahaan saat ini ). Ketika Candler menghancurkan catatan paling awal dari "Coca-Cola Company" di tahun 1910, tindakan tersebut diklaim dilakukan selama perpindahan ke kantor perusahaan baru sekitar waktu ini.
Di tanggal 23 Juni 1894, Charley Pemberton ditemukan tak sadarkan diri dengan sebatang opium di sisinya. Sepuluh hari kemudian, Charley meninggal di Rumah Sakit Grady Atlanta di usia 40 tahun.
Selama beberapa dekade pertama, Coca-Cola secara resmi ingin dikenal dengan nama lengkapnya meskipun umumnya dikenal sebagai "Coke". Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran perusahaan bahwa istilah "coke" akhirnya akan menjadi merek dagang umum, yang menjadi kenyataan di Amerika Serikat bagian Selatan dimana "coke" digunakan bahkan untuk produk non-Coca-Cola. Perusahaan juga tidak ingin mengacaukan minumannya dengan produk sampingan batubara yang jelas-jelas tidak aman untuk dikonsumsi. Akhirnya, karena kekhawatiran bahwa perusahaan lain mungkin mengklaim merek dagang untuk "Coke", Coca-Cola akhirnya mengadopsinya dan secara resmi mendukung nama "Coke" di tahun 1941. "Coke" akhirnya menjadi merek dagang terdaftar dari Coca-Cola Company di tahun 1945.
Di tahun 1986, the Coca-Cola Company bergabung dengan dua operator pembotolan mereka ( dimiliki oleh JTL Corporation dan BCI Holding Corporation ) untuk membentuk Coca-Cola Enterprises Inc. ( CCE ).
Di bulan Desember 1991, Coca-Cola Enterprises bergabung dengan Johnston Coca-Cola Bottling Group, Inc.
Pembotolan Coca-Cola pertama terjadi di Vicksburg, Mississippi, di Biedenharn Candy Company di 12 Maret 1894. Pemilik pabrik pembotolan adalah Joseph A. Biedenharn. Botol aslinya adalah botol Hutchinson, sangat berbeda dari desain rok pincang tahun 1915 yang sekarang begitu familiar.
Beberapa tahun kemudian dua pengusaha dari Chattanooga, Tennessee, yaitu Benjamin F. Thomas dan Joseph B. Whitehead, mengajukan ide pembotolan dan begitu persuasif sehingga Candler menandatangani kontrak yang memberi mereka kendali atas prosedur hanya dengan satu dolar. Candler kemudian menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan besar. Candler tidak pernah mengumpulkan uangnya, tetapi di tahun 1899, Chattanooga menjadi lokasi perusahaan pembotolan Coca-Cola pertama. Candler tetap puas hanya dengan menjual sirup perusahaannya. Kontrak yang bersifat longgar ini terbukti menjadi masalah bagi the Coca-Cola Company selama beberapa dekade mendatang. Masalah hukum tidak terbantu dengan keputusan perusahaan pembotolan untuk melakukan subkontrak ke perusahaan lain, yang secara efektif menjadi perusahaan induk. Kontrak ini menetapkan bahwa botol akan dijual dengan harga masing-masing 5¢ dan tidak memiliki durasi tetap, sehingga menyebabkan harga Coca-Cola tetap dari tahun 1886 hingga 1959.
Iklan dinding luar ruangan pertama yang mempromosikan minuman Coca-Cola dilukis di tahun 1894 di Cartersville, Georgia. Sirup cola dijual sebagai suplemen makanan yang dijual bebas untuk sakit perut. Di hari jadinya yang ke-50, minuman ringan ini telah mencapai status ikon nasional di AS. Di tahun 1935, itu disertifikasi halal oleh rabi Atlanta Tobias Geffen. Dengan bantuan Harold Hirsch, Geffen menjadi orang pertama diluar perusahaan yang melihat daftar bahan-bahan rahasia setelah Coke menghadapi pengawasan ketat dari populasi Yahudi Amerika mengenai status halal minuman tersebut. akibatnya, perusahaan tersebut melakukan sedikit perubahan dalam pengadaan beberapa bahan sehingga bisa terus dikonsumsi oleh penduduk Yahudi di Amerika, termasuk selama Paskah. Tutup kuning di minuman Coca-Cola menunjukkan bahwa minuman tersebut halal untuk perayaan Paskah.
Air mancur soda Coca-Cola komersial yang paling lama beroperasi adalah Fleeman's Pharmacy di Atlanta, yang pertama kali dibuka di tahun 1914. Jack Fleeman mengambil alih apotek dari ayahnya dan menjalankannya hingga tahun 1995 ; menutupnya setelah 81 tahun. Di tanggal 12 Juli 1944, satu miliar galon sirup Coca-Cola diproduksi oleh the Coca-Cola Company. Kaleng Coke pertama kali muncul di tahun 1955.
Gula diganti dengan sirup jagung fruktosa tinggi
Lihat juga : booming komoditas tahun 1970an
Harga gula melonjak di tahun 1970an karena permintaan / penimbunan Soviet dan kemungkinan manipulasi pasar kontrak berjangka. Uni Soviet merupakan produsen gula terbesar di saat itu. Di tahun 1974 Coca-Cola beralih ke sirup jagung fruktosa tinggi karena kenaikan harga.
Artikel utama : New Coke
Di tanggal 23 April 1985, Coca-Cola, di tengah banyaknya publisitas, berusaha mengubah formula minumannya dengan "New Coke". Uji rasa lanjutan menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen lebih menyukai rasa New Coke dibandingkan Coke lama dan Pepsi namun manajemen Coca-Cola tidak siap menghadapi nostalgia masyarakat terhadap minuman lama, sehingga menimbulkan reaksi balik. Perusahaan menyerah pada protes dan kembali ke formula lama dengan nama Coca-Cola Classic, di 10 Juli 1985. "Coke Baru" tetap tersedia dan berganti nama menjadi New Coke di tahun 1992 ; itu dihentikan di tahun 2002.
Di tanggal 5 Juli 2005, terungkap bahwa Coca-Cola akan melanjutkan operasinya di Irak untuk pertama kalinya sejak Liga Arab memboikot perusahaan tersebut di tahun 1968.
Di bulan April 2007, di Kanada, nama "Coca-Cola Classic" diubah kembali menjadi "Coca-Cola". Kata "Klasik" dihapus karena "New Coke" tidak lagi diproduksi, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk membedakan keduanya. Rumusnya tetap tidak berubah. Di bulan Januari 2009, Coca-Cola berhenti mencetak kata "Klasik" di label botol 16 ons cairan AS ( 470 ml ) yang dijual di wilayah tenggara Amerika Serikat. Perubahan tersebut merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk meremajakan citra produk. Kata "Klasik" telah dihapus dari semua produk Coca-Cola di tahun 2011.
Di bulan November 2009, karena perselisihan mengenai harga grosir produk Coca-Cola, Costco berhenti mengisi kembali raknya dengan Coke dan Diet Coke selama dua bulan ; kesepakatan hak penuangan terpisah di tahun 2013 menyebabkan produk Coke dikeluarkan dari food court Costco dan digantikan oleh Pepsi. Beberapa lokasi Costco ( seperti yang ada di Tucson, Arizona ) juga menjual Coca-Cola impor dari Meksiko dengan gula tebu sebagai pengganti sirup jagung dari distributor terpisah. Coca-Cola memperkenalkan kaleng mini 7,5 ons di tahun 2009, dan di tanggal 22 September 2011, perusahaan mengumumkan penurunan harga, meminta pengecer untuk menjual delapan bungkus seharga $2,99. Di hari yang sama, Coca-Cola mengumumkan botol 12,5 ons, dijual seharga 89 sen. Botol 16 ons telah terjual dengan baik dengan harga 99 sen sejak diperkenalkan kembali, namun harganya naik menjadi $1,19.
Di tahun 2012, Coca-Cola memulai kembali bisnisnya di Myanmar setelah 60 tahun absen karena sanksi investasi yang dikenakan AS terhadap negara tersebut. Pabrik pembotolan Coca-Cola berlokasi di Yangon dan merupakan bagian dari rencana 5 tahun perusahaan dan investasi $200 juta di Myanmar. Coca-Cola bersama mitranya akan menginvestasikan US$5 miliar dalam operasinya di India di tahun 2020.
Di bulan Februari 2021, sebagai rencana untuk memerangi sampah plastik, Coca-Cola mengatakan bahwa mereka akan mulai menjual sodanya dalam botol yang terbuat dari 100% bahan plastik daur ulang di Amerika Serikat, dan di tahun 2030 berencana untuk mendaur ulang satu botol atau kaleng untuk setiap botolnya. itu terjual. Coca-Cola memulai dengan menjual 2000 botol kertas untuk melihat apakah botol tersebut tertahan karena resiko keamanan dan perubahan rasa minuman.
Bahan-bahan yang terdaftar
Sekaleng Coca-Cola ( 12 fl ons / 355 ml ) mengandung 39 gram gula, 50 mg natrium, 0 gram lemak, 0 gram kalium, dan 140 kalori. Di tanggal 5 Mei 2014, Coca-Cola mengatakan pihaknya berupaya menghilangkan bahan kontroversial, minyak sayur brominasi, dari minumannya.
UK 330 ml bisa mengandung 35 gram gula dan 139 kalori.
Artikel utama : Formula Coca-Cola
Formula yang tepat untuk rasa alami Coca-Cola adalah rahasia dagang. ( Semua bahan lainnya tercantum disamping botol atau kaleng, dan bukan rahasia.) Salinan asli formula tersebut disimpan di brankas utama Truist Financial di Atlanta selama 86 tahun. Pendahulunya, Trust Company, adalah penjamin emisi untuk penawaran umum perdana Coca-Cola Company di tahun 1919. Di tanggal 8 Desember 2011, formula rahasia asli dipindahkan dari brankas di SunTrust Banks ke brankas baru ; brankas ini akan dipajang untuk pengunjung museum World of Coca-Cola di pusat kota Atlanta.
Menurut Snopes, sebuah mitos populer menyatakan bahwa hanya dua eksekutif yang memiliki akses terhadap formula tersebut, dan masing-masing eksekutif hanya memiliki setengah dari formula tersebut. Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa meskipun Coca-Cola memiliki aturan yang membatasi akses hanya kepada dua eksekutif, masing-masing eksekutif mengetahui keseluruhan formula, dan bahwa orang selain duo yang ditentukan telah mengetahui proses formulasinya.
Di 11 Februari 2011, Ira Glass mengatakan di acara radio PRI-nya, This American Life, bahwa staf TAL telah menemukan resep di "Everett Beal's Recipe Book", yang direproduksi di The Atlanta Journal-Constitution edisi 28 Februari 1979, yang formula tersebut diyakini merupakan formula asli Pemberton untuk Coca-Cola atau versi yang dibuatnya sebelum atau sesudah produk tersebut dipasarkan di tahun 1886. Formula tersebut pada dasarnya cocok dengan yang ditemukan dalam buku harian Pemberton. Pengarsip Coca-Cola Phil Mooney mengakui bahwa resep tersebut "bisa menjadi pendahulu" dari formula yang digunakan di produk asli tahun 1886, namun menekankan bahwa formula asli Pemberton tidak sama dengan yang digunakan pada produk saat ini.
Penggunaan stimulan dalam formula
Saat diluncurkan, dua bahan utama Coca-Cola adalah kokain dan kafein. Kokain berasal dari daun koka dan kafein dari kacang kola ( juga dieja "kacang cola" saat itu ), sehingga menghasilkan nama Coca-Cola.
Pemberton meminta lima ons daun koka per galon sirup ( kira-kira 37 g / L ), sebuah dosis yang signifikan ; di tahun 1891, Candler mengklaim formulanya ( yang telah banyak diubah dari formula asli Pemberton ) hanya mengandung sepersepuluh dari jumlah tersebut. Coca-Cola pernah mengandung sekitar sembilan miligram kokain per gelas. ( Sebagai perbandingan, dosis atau "jalur" kokain yang umum adalah 50–75 mg. ) Di tahun 1903, daun koka segar dikeluarkan dari formulanya.
Setelah tahun 1904, alih-alih menggunakan daun segar, Coca-Cola mulai menggunakan daun "bekas" – sisa dari proses ekstraksi kokain dengan kadar kokain yang sangat sedikit. Sejak itu ( di tahun 1929 ), Coca-Cola telah menggunakan ekstrak daun koka bebas kokain. Saat ini, ekstrak tersebut dibuat di pabrik Stepan Company di Maywood, New Jersey, satu-satunya pabrik yang diberi izin oleh pemerintah federal untuk mengimpor dan memproses daun koka, yang diperoleh dari Peru dan Bolivia. Perusahaan Stepan mengekstraksi kokain dari daun koka, yang kemudian dijual ke Mallinckrodt, satu-satunya perusahaan di Amerika Serikat yang memiliki izin untuk memurnikan kokain untuk keperluan pengobatan.
Lama setelah sirup tersebut tidak lagi mengandung sejumlah besar kokain, di Carolina Utara, kata "obat bius" tetap menjadi istilah sehari-hari untuk Coca-Cola, dan "kereta obat bius" adalah truk yang mengangkutnya.
Kacang kola untuk kafein
Kacang kola berperan sebagai penyedap rasa dan sumber asli kafein dalam Coca-Cola. Ini mengandung sekitar 2,0 hingga 3,5% kafein, dan memiliki rasa pahit.
Di tahun 1911, pemerintah AS menggugat United States v. Forty Barrels dan Twenty Barrels of Coca-Cola, dengan harapan bisa memaksa Coca-Cola Company menghilangkan kafein dari formulanya. Pengadilan menemukan bahwa sirup tersebut, bila diencerkan sesuai petunjuk, akan menghasilkan minuman yang mengandung 1,21 butir ( atau 78,4 mg ) kafein per porsi 8 ons cairan AS ( 240 ml ). Kasus ini diputuskan memenangkan Coca-Cola Company di pengadilan distrik, namun setelah itu di tahun 1912, Undang-Undang Makanan dan Obat Murni AS diamandemen, menambahkan kafein kedalam daftar zat yang "membentuk kebiasaan" dan "merusak" yang harus dikonsumsi. dicantumkan di label produk. Di tahun 1913, kasus tersebut diajukan banding ke Pengadilan Keenam di Cincinnati, dimana putusan tersebut dikukuhkan, tetapi kemudian diajukan banding lagi di tahun 1916 ke Mahkamah Agung, dimana pemerintah secara efektif menang ketika pengadilan baru diperintahkan. Perusahaan tersebut kemudian secara sukarela mengurangi jumlah kafein dalam produknya, dan menawarkan untuk membayar biaya hukum pemerintah untuk menyelesaikan dan menghindari litigasi lebih lanjut.
Coca-Cola mengandung 46 mg kafein per 12 ons cairan AS ( atau 30,7 mg per 8 ons cairan AS ( 240 ml ) porsi ).
Model produksi waralaba
Produksi dan distribusi Coca-Cola mengikuti model waralaba. Perusahaan Coca-Cola hanya memproduksi konsentrat sirup, yang dijual ke pembotolan di seluruh dunia, yang memegang waralaba Coca-Cola untuk satu atau lebih wilayah geografis. Para pembotolan menghasilkan minuman terakhir dengan mencampurkan sirup dengan air yang telah disaring dan pemanis, memasukkan campuran tersebut kedalam kaleng dan botol, dan mengkarbonasinya, yang kemudian dijual oleh para pembotolan dan didistribusikan ke toko-toko ritel, mesin penjual otomatis, restoran, dan distributor jasa makanan.
The Coca-Cola Company memiliki saham minoritas di beberapa waralaba terbesarnya, seperti Coca-Cola Enterprises, Coca-Cola Amatil, Coca-Cola Hellenic Bottling Company, dan Coca-Cola FEMSA, serta beberapa perusahaan kecil, seperti Coca-Cola. -Pembotolan Cola Uzbekistan, namun pembotolan yang sepenuhnya independen memproduksi hampir setengah volume penjualan di dunia. Pembotolan independen diperbolehkan untuk mempermanis minuman sesuai selera lokal.
Coca-Cola telah dijual di luar Amerika Serikat sejak tahun 1900, ketika Cuba Libre ( campuran antara Coca-Cola dan rum ) dibuat di Havana tak lama setelah Perang Spanyol-Amerika tahun 1898. Namun, jangkauan internasional dari Coca-Cola Produk ini sebagian besar terbatas di Amerika Utara dan Tengah, Karibia, Belanda, Jerman, dan sebagian Asia hingga tahun 1940-an, ketika merek tersebut diperkenalkan di seluruh Amerika Selatan dan kemudian Eropa setelah berakhirnya Perang Dunia II ( Fanta awalnya diciptakan oleh Anak perusahaan Coca-Cola Jerman sebagai pengganti darurat karena embargo perdagangan masa perang mencegah impor sirup ). Hasilnya, Coca-Cola akhirnya dianggap sebagai salah satu simbol utama soft power Amerika dan juga globalisasi.
Sejak mengumumkan niatnya untuk memulai distribusi di Myanmar di bulan Juni 2012, Coca-Cola telah resmi tersedia di setiap negara di dunia kecuali Kuba ( yang tidak lagi tersedia secara resmi sejak tahun 1960 ) dan Korea Utara. Namun, dilaporkan tersedia di kedua negara sebagai impor abu-abu. Di tahun 2022, Coca-Cola telah menghentikan operasinya di Rusia karena invasi Ukraina.
Coca-Cola telah menjadi bahan diskusi hukum di Timur Tengah. Di awal abad ke-20, sebuah fatwa dibuat di Mesir untuk membahas pertanyaan "apakah umat Islam diperbolehkan minum Coca-Cola dan Pepsi cola." Fatwa tersebut menyatakan : "Menurut Muslim Hanefite, Syafi'ite, dan lain-lain, aturan dalam hukum Islam yang melarang atau membolehkan makanan dan minuman didasarkan pada anggapan bahwa hal-hal tersebut diperbolehkan kecuali bisa dibuktikan bahwa hal tersebut dilarang berdasarkan Al-Qur'an." Para ahli hukum Muslim menyatakan bahwa, kecuali Al-Qur'an secara khusus melarang konsumsi suatu produk tertentu, maka boleh dikonsumsi. Klausul lain telah dibahas, dimana aturan yang sama berlaku jika seseorang tidak mengetahui kondisi atau bahan dari barang tersebut.
Coca-Cola pertama kali memasuki pasar Tiongkok di tahun 1920-an tanpa representasi lokal atas namanya. Sementara perusahaan meneliti terjemahan yang memuaskan, pemilik toko lokal menciptakan terjemahan mereka sendiri. Ini menghasilkan suara "ko-ka ko-la" yang diinginkan, tetapi dengan arti yang aneh seperti "kuda betina diikat dengan lilin" atau "gigit kecebong lilin". Di tahun 1930-an, perusahaan tersebut menetapkan nama "可口可樂( 可口可乐 )"( Ke-kou ke-le ) dengan mempertimbangkan efek terjemahan suku kata dan makna. Ungkapan tersebut secara kasar berarti "membiarkan mulut bersukacita". Pengantar cerita dari Coca-Cola menyebutkan bahwa Chiang Yee memberikan nama lokal baru, namun ada juga sumber bahwa nama lokal tersebut muncul sebelum tahun 1935, atau diberikan oleh seseorang bernama Jerome T. Lieu yang mempelajari di Universitas Columbia di New York.
Ini adalah daftar varian Coca-Cola yang diperkenalkan di seluruh dunia. Selain versi asli bebas kafein, rasa buah tambahan telah disertakan selama bertahun-tahun. Yang tidak termasuk disini adalah versi Diet Coke dan Coca-Cola Zero Sugar ; Versi varian dari cola tanpa kalori ini bisa ditemukan di artikelnya masing-masing.
Logo Coca-Cola dibuat oleh pemegang buku John Pemberton, Frank Mason Robinson, di tahun 1885. Robinson yang menentukan nama tersebut dan memilih tulisan kursif khas logo tersebut. Gaya penulisan yang digunakan, dikenal sebagai aksara Spencerian, dikembangkan di pertengahan abad ke-19 dan merupakan bentuk tulisan tangan formal yang dominan di Amerika Serikat di periode tersebut.
Robinson juga memainkan peran penting dalam periklanan awal Coca-Cola. Saran promosinya kepada Pemberton termasuk memberikan ribuan kupon minuman gratis dan menempelkan spanduk publisitas dan tanda trem di kota Atlanta.
Coca-Cola mendapat sorotan di Mesir di tahun 1951 karena teori konspirasi bahwa logo Coca-Cola, jika dipantulkan di cermin, akan berbunyi "No Mohammed no Mecca" dalam bahasa Arab.
"Coke bottle" dialihkan kesini. Untuk lagunya, lihat Coke Bottle ( lagu ).
The Coca-Cola bottle, yang disebut "contour bottle" didalam perusahaan, diciptakan oleh perancang botol Earl R. Dean dan penasihat umum Coca-Cola, Harold Hirsch. Di tahun 1915, the Coca-Cola Company diwakili oleh penasihat umum mereka untuk meluncurkan kompetisi diantara pemasok botolnya serta peserta kompetisi manapun untuk membuat botol baru untuk minuman mereka yang membedakannya dari botol minuman lainnya, "botol yang seseorang bisa mengenalinya meskipun mereka merasakannya dalam kegelapan, dan bentuknya sedemikian rupa sehingga, meskipun rusak, seseorang dapat mengetahui secara sekilas benda apa itu."
Chapman J. Root, presiden The Root Glass Company di Terre Haute, Indiana, menyerahkan proyek tersebut kepada anggota staf pengawasnya, termasuk auditor perusahaan T. Clyde Edwards, pengawas pabrik Alexander Samuelsson, dan Earl R. Dean, perancang botol dan pengawas ruang pencetakan botol. Root dan bawahannya memutuskan untuk mendasarkan desain botol pada salah satu dari dua bahan soda, daun coca atau kacang kola, tetapi tidak mengetahui seperti apa bentuk kedua bahan tersebut. Dean dan Edwards pergi ke Perpustakaan Emeline Fairbanks Memorial dan tidak bisa menemukan informasi apapun tentang coca atau kola. Sebaliknya, Dean terinspirasi oleh gambar buah kakao berbentuk labu di Encyclopædia Britannica. Dean membuat sketsa kasar buah tersebut dan kembali ke tanaman untuk menunjukkan Root. Dia menjelaskan kepada Root bagaimana dia bisa mengubah bentuk buah tersebut menjadi botol. Root memberikan persetujuannya kepada Dean.
Dihadapkan dengan jadwal pemeliharaan mesin pembuat cetakan yang akan datang, selama 24 jam berikutnya Dean membuat sketsa gambar konsep yang disetujui oleh Root keesokan paginya. Chapman Root menyetujui botol prototipe dan paten desain dikeluarkan di botol tersebut di bulan November 1915. Prototipe tersebut tidak pernah diproduksi karena diameter tengahnya lebih besar dari alasnya, sehingga tidak stabil di ban berjalan. Dean mengatasi masalah ini dengan memperkecil diameter tengah botol. Selama konvensi pembotolan tahun 1916, botol kontur Dean dipilih dibandingkan produk lain dan dipasarkan di tahun yang sama. Di tahun 1920, botol kontur menjadi standar bagi the Coca-Cola Company. Versi revisinya juga dipatenkan di tahun 1923. Karena Kantor Paten menerbitkan Lembaran Paten di hari Selasa, botol tersebut dipatenkan di tanggal 25 Desember 1923, dan dijuluki "botol Natal". Saat ini, botol Coca-Cola berkontur adalah salah satu kemasan yang paling dikenal di planet ini.
Sebagai imbalan atas usahanya, Dean ditawari pilihan antara bonus $500 atau pekerjaan seumur hidup di The Root Glass Company. Dia memilih pekerjaan seumur hidup dan mempertahankannya sampai Owens-Illinois Glass Company membeli The Root Glass Company di pertengahan tahun 1930-an. Dean kemudian bekerja di pabrik kaca Midwestern lainnya.
Raymond Loewy memperbarui desainnya di tahun 1955 untuk mengakomodasi format yang lebih besar. Penafsiran yang salah atas komentar Loewy mengenai keterlibatannya telah menimbulkan kesalahpahaman yang populer, salah mengartikannya sebagai perancang asli botol minuman bersoda.
Yang lain mengaitkan inspirasi desainnya bukan dengan buah kakaonya, melainkan gaun melingkar bergaya Victoria.
Di tahun 1944, Hakim Asosiasi Roger J. Traynor dari Mahkamah Agung California memanfaatkan kasus yang melibatkan seorang pramusaji yang terluka akibat botol Coca-Cola yang meledak untuk mengartikulasikan doktrin pertanggungjawaban ketat atas produk cacat. Pendapat Traynor yang bersamaan dalam kasus Escola v. Coca-Cola Bottling Co. diakui secara luas sebagai kasus penting dalam hukum AS saat ini
Karl Lagerfeld adalah desainer terbaru yang menciptakan koleksi botol aluminium untuk Coca-Cola. Lagerfeld bukanlah perancang busana pertama yang membuat versi khusus dari botol Coca-Cola Contour yang terkenal. Sejumlah botol edisi terbatas lainnya oleh perancang busana untuk soda Coca-Cola Light telah dibuat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Jean Paul Gaultier.
Di tahun 2009, di Italia, Coca-Cola Light mengadakan Tribute to Fashion untuk merayakan 100 tahun botol berkontur yang bisa dikenali. Desainer terkenal Italia Alberta Ferretti, Blumarine, Etro, Fendi, Marni, Missoni, Moschino, dan Versace masing-masing merancang botol edisi terbatas.
Di tahun 2019, Coca-Cola membagikan botol minuman pertama yang terbuat dari plastik laut.
Pepsi, produk unggulan PepsiCo, pesaing utama the Coca-Cola Company dalam industri minuman ringan, biasanya berada di urutan kedua setelah Coke dalam penjualan, dan penjualannya melebihi Coca-Cola di beberapa pasar. RC Cola, yang sekarang dimiliki oleh Dr Pepper Snapple Group, produsen minuman ringan terbesar ketiga, juga tersedia secara luas.
Di seluruh dunia, banyak merek lokal yang bersaing dengan Coke. Di Amerika Selatan dan Tengah Kola Real, juga dikenal sebagai Big Cola, merupakan pesaing Coca-Cola yang semakin berkembang. Di pulau Corsica, Prancis, Corsica Cola, yang dibuat oleh pembuat bir lokal Pietra, merupakan pesaing Coca-Cola yang semakin berkembang. Di wilayah Brittany, Prancis, Breizh Cola tersedia. Di Peru, Inca Kola menjual lebih banyak daripada Coca-Cola, yang menyebabkan Coca-Cola Company membeli merek tersebut di tahun 1999. Di Swedia, Julmust menjual lebih banyak daripada Coca-Cola selama musim Natal. Di Skotlandia, Irn-Bru yang diproduksi secara lokal lebih populer daripada Coca-Cola hingga tahun 2005, ketika Coca-Cola dan Diet Coke mulai melampaui penjualannya. Di bekas Jerman Timur, Vita Cola, yang ditemukan di masa pemerintahan komunis, semakin populer.
Meskipun Coca-Cola tidak menguasai mayoritas pangsa pasar di India, merek The Coca-Cola Company lainnya seperti Thums Up dan Sprite memiliki kinerja yang baik. The Coca-Cola Company membeli Thums Up di tahun 1993 ketika mereka kembali memasuki pasar India. Di tahun 2023, Coca-Cola menguasai 9% pangsa pasar di India sementara Thums Up dan Sprite masing-masing memiliki pangsa pasar 16% dan 20%.
Tropicola, minuman domestik, disajikan di Kuba sebagai pengganti Coca-Cola, karena embargo Amerika Serikat. Merek Prancis Mecca-Cola dan merek Inggris Qibla Cola adalah pesaing Coca-Cola di Timur Tengah.
Di Turki, Cola Turka, di Iran dan Timur Tengah, Zamzam dan Parsi Cola, di beberapa bagian Cina, Future Cola, di Republik Ceko dan Slovakia, Kofola, di Slovenia, Cockta, dan Mercator Cola yang murah, hanya dijual di jaringan supermarket terbesar di negara itu, Mercator, adalah beberapa pesaing merek tersebut.
Di tahun 2021, Coca-Cola mengajukan petisi untuk membatalkan pendaftaran merek Thums Up dan Limca yang diterbitkan kepada Meenaxi Enterprise, Inc. Dewan Pengadilan dan Banding Merek Dagang menyimpulkan bahwa "Meenaxi terlibat dalam penyalahgunaan terang-terangan dengan cara yang diperhitungkan untuk memperdagangkan niat baik dan reputasi Coca-Cola dalam upaya untuk membingungkan konsumen di Amerika Serikat bahwa merek Thums Up dan Limca-nya dilisensikan atau diproduksi. dari sumber jenis cola dan soda lemon-jeruk nipis yang sama yang dijual dengan merek ini selama beberapa dekade di India."
Lihat juga : Slogan Coca-Cola
Iklan Coca-Cola telah mempengaruhi budaya Amerika secara signifikan, dan sering kali dianggap sebagai pencipta citra modern Sinterklas sebagai seorang lelaki tua berjas merah-putih. Meskipun perusahaan tersebut mulai menggunakan gambar Santa merah-putih di tahun 1930-an, dengan kampanye iklan musim dingin yang diilustrasikan oleh Haddon Sundblom, motif tersebut sudah umum. Coca-Cola bahkan bukanlah perusahaan minuman ringan pertama yang menggunakan citra modern Sinterklas dalam iklannya : White Rock Beverages menggunakan Sinterklas dalam iklan minuman jahenya di tahun 1923, setelah pertama kali menggunakannya untuk menjual air mineral di tahun 1915. Sebelum Sinterklas, Coca-Cola mengandalkan gambar wanita muda yang berpakaian rapi untuk menjual minumannya. Iklan Coca-Cola yang pertama muncul di tahun 1895, menampilkan aktris muda Boston Hilda Clark sebagai juru bicaranya.
Di tahun 1941, julukan "Coke" pertama kali digunakan sebagai merek dagang resmi untuk produk tersebut, dengan serangkaian iklan yang memberi tahu konsumen bahwa "Coke berarti Coca-Cola". Di tahun 1971, sebuah lagu dari iklan Coca-Cola berjudul "Saya Ingin Mengajari Dunia Bernyanyi", diproduksi oleh Billy Davis, menjadi singel hit. Di tahun 1950-an istilah perang cola muncul, menggambarkan pertarungan yang sedang berlangsung antara Coca-Cola dan Pepsi untuk mendapatkan supremasi dalam industri minuman ringan. Coca-Cola dan Pepsi bersaing dengan produk baru, ekspansi global, inisiatif pemasaran AS, dan sponsor olahraga.
Iklan Coke tersebar luas, karena salah satu tujuan Woodruff adalah memastikan bahwa semua orang di Bumi meminum Coca-Cola sebagai minuman pilihan mereka. Hal ini terutama berlaku di wilayah selatan Amerika Serikat, seperti Atlanta, tempat lahirnya Coke.
Beberapa iklan televisi Coca-Cola antara tahun 1960 hingga 1986 ditulis dan diproduksi oleh mantan veteran radio Atlanta Don Naylor ( WGST 1936–1950, WAGA 1951–1959 ) selama karirnya sebagai produser biro iklan McCann Erickson. Banyak dari iklan televisi awal Coca-Cola menampilkan bintang film, pahlawan olahraga, dan penyanyi populer.
Selama tahun 1980-an, Pepsi memasang serangkaian iklan televisi yang memperlihatkan orang-orang yang berpartisipasi dalam uji rasa yang menunjukkan bahwa, menurut iklan tersebut, "50 persen peserta yang mengatakan bahwa mereka lebih menyukai Coke sebenarnya memilih Pepsi." Coca-Cola memasang iklan untuk memerangi iklan Pepsi dalam sebuah insiden yang kadang-kadang disebut sebagai perang cola ; salah satu iklan Coke membandingkan tantangan Pepsi dengan dua simpanse yang memutuskan bola tenis mana yang lebih berbulu. Setelah itu, Coca-Cola mendapatkan kembali kepemimpinannya di pasar.
Selena adalah juru bicara Coca-Cola dari tahun 1989 hingga saat kematiannya. Dia memfilmkan tiga iklan untuk perusahaan tersebut. Selama tahun 1994, untuk memperingati lima tahunnya bersama perusahaan, Coca-Cola memberikan botol coke khusus Selena.
The Coca-Cola Company membeli Columbia Pictures di tahun 1982, dan mulai memasukkan gambar produk Coke kedalam banyak filmnya. Setelah beberapa kejayaan awal selama kepemilikan Coca-Cola, Columbia mulai berkinerja buruk, dan studio tersebut dijual ke Sony di tahun 1989.
Coca-Cola telah melalui sejumlah slogan periklanan yang berbeda dalam sejarahnya yang panjang, termasuk "Ini adalah hal yang nyata", "Jeda yang menyegarkan", "Saya ingin membelikan dunia Coke" , dan "Coke kan".
Di tahun 1999, the Coca-Cola Company memperkenalkan Coke Card, sebuah program loyalitas yang menawarkan penawaran untuk barang-barang seperti pakaian, hiburan, dan makanan ketika pemegang kartu membeli Coca-Cola Classic. Skema ini dibatalkan setelah tiga tahun, dan juru bicara Coca-Cola menolak menjelaskan alasannya.
Perusahaan kemudian memperkenalkan kampanye loyalitas lainnya di tahun 2006, My Coke Rewards. Hal ini memungkinkan konsumen memperoleh poin dengan memasukkan kode dari paket produk Coca-Cola yang diberi tanda khusus kedalam situs web. Poin ini bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah atau undian.
Di Australia di tahun 2011, Coca-Cola memulai kampanye "share a Coke", dimana logo Coca-Cola diganti pada botol dan diganti dengan nama depan. Coca-Cola menggunakan 150 nama paling populer di Australia untuk dicetak pada botolnya. Kampanye tersebut dipasangkan dengan halaman situs web, halaman Facebook, dan "share a Coke virtual" secara online. Kampanye yang sama diperkenalkan pada botol dan kaleng Coca-Cola, Diet Coke, dan Coke Zero di Inggris di tahun 2013.
Coca-Cola juga mengiklankan produknya untuk dikonsumsi sebagai minuman sarapan, bukan kopi atau teh untuk kafein pagi hari.
Artikel utama : Harga tetap Coca-Cola dari tahun 1886 hingga 1959
Dari tahun 1886 hingga 1959, harga Coca-Cola ditetapkan sebesar lima sen, sebagian karena kampanye iklan.
Selama bertahun-tahun, Coca-Cola telah merilis botol kolektor dengan waktu terbatas untuk Natal.
Pesan "Liburan akan datang!" iklan tersebut menampilkan kereta truk pengantar barang berwarna merah, diberi emboss nama Coca-Cola dan dihiasi dengan lampu Natal, melintasi lanskap bersalju dan menyebabkan segala sesuatu yang mereka lewati menyala dan orang-orang memperhatikan saat mereka melewatinya.
Iklan tersebut tidak lagi digunakan di tahun 2001, ketika Coca-Cola Company merestrukturisasi kampanye periklanannya sehingga iklan di seluruh dunia diproduksi secara lokal di setiap negara, bukan secara terpusat di kantor pusat perusahaan di Atlanta, Georgia. Di tahun 2007, perusahaan tersebut mengadakan kembali kampanye tersebut setelah, menurut perusahaan, banyak konsumen menelepon pusat informasinya dan mengatakan bahwa mereka menganggapnya sebagai menandai awal Natal. Iklan tersebut dibuat oleh biro iklan AS Doner, dan telah menjadi bagian dari kampanye periklanan global perusahaan tersebut selama bertahun-tahun.
Keith Law, seorang produser dan penulis iklan untuk Belfast CityBeat, tidak yakin dengan diperkenalkannya kembali iklan tersebut oleh Coca-Cola di tahun 2007, dengan mengatakan bahwa "Saya rasa tidak ada sesuatu pun yang bersifat Natal tentang HGV dan iklan tersebut terlalu umum."
Di tahun 2001, penyanyi Melanie Thornton merekam jingle iklan kampanye tersebut sebagai single, "Mimpi Indah ( Liburan Akan Datang )", yang memasuki tangga lagu musik pop di Jerman di no. 9. Di tahun 2005, Coca-Cola memperluas kampanye periklanannya ke radio, menggunakan beberapa variasi jingle.
Di tahun 2011, Coca-Cola meluncurkan kampanye untuk hari libur India Diwali. Kampanye tersebut mencakup iklan, lagu, dan integrasi dengan film Ra.One karya Shah Rukh Khan.
Coca-Cola adalah sponsor komersial pertama Olimpiade, di pertandingan tahun 1928 di Amsterdam, dan telah menjadi sponsor Olimpiade sejak saat itu. Sponsor perusahaan ini termasuk Olimpiade Musim Panas 1996 yang diselenggarakan di Atlanta, yang memungkinkan Coca-Cola menonjolkan kampung halamannya. Baru-baru ini, Coca-Cola telah merilis iklan lokal untuk Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver ; salah satu iklan Kanada mengacu pada warisan hoki Kanada dan dimodifikasi setelah Kanada memenangkan pertandingan medali emas di tanggal 28 Februari 2010, dengan mengubah baris akhir iklan menjadi "Sekarang mereka tahu permainan siapa yang mereka mainkan".
Sejak tahun 1978, Coca-Cola telah mensponsori Piala Dunia FIFA, dan kompetisi lainnya yang diselenggarakan oleh FIFA. Salah satu trofi turnamen FIFA, Kejuaraan Pemuda Dunia FIFA dari Tunisia di tahun 1977 hingga Malaysia di tahun 1997, diberi nama "FIFA – Coca-Cola Cup". Selain itu, Coca-Cola mensponsori acara tahunan NASCAR Coca-Cola 600 dan Coke Zero Sugar 400 di Charlotte Motor Speedway di Concord, North Carolina dan Daytona International Speedway di Daytona, Florida ; sejak tahun 2020, Coca-Cola telah menjadi mitra utama Seri Piala NASCAR, yang mencakup memegang hak penamaan trofi kejuaraan musim reguler seri tersebut. Coca-Cola juga merupakan sponsor Seri iRacing Pro.
Coca-Cola memiliki sejarah panjang dalam hubungan pemasaran olahraga, yang selama bertahun-tahun mencakup Major League Baseball, National Football League, National Basketball Association, dan National Hockey League, serta dengan banyak tim dalam liga tersebut. Coca-Cola telah lama menjalin hubungan dengan tim NFL, Pittsburgh Steelers, sebagian karena iklan televisi terkenal tahun 1979 yang menampilkan "Mean Joe" Greene, yang menyebabkan dua pembukaan Coca-Cola Great Hall di Heinz Field di tahun 2001 dan iklan Coca-Cola Zero terbaru yang menampilkan Troy Polamalu.
Coca-Cola adalah minuman ringan resmi dari banyak tim sepak bola perguruan tinggi di seluruh negara, sebagian karena Coca-Cola menyediakan fasilitas atletik yang ditingkatkan kepada sekolah-sekolah tersebut sebagai imbalan atas sponsor Coca-Cola. Hal ini terutama terjadi di tingkat sekolah menengah atas, yang lebih bergantung pada kontrak karena anggaran yang lebih ketat.
Coca-Cola adalah salah satu sponsor resmi Piala Dunia Kriket 1996 yang diadakan di anak benua India. Coca-Cola juga merupakan salah satu sponsor asosiasi Delhi Capitals di Liga Utama India.
Di Inggris, Coca-Cola adalah sponsor utama The Football League antara tahun 2004 dan 2010, sebuah nama yang diberikan kepada tiga divisi profesional dibawah Liga Premier dalam sepak bola. Di tahun 2005, Coca-Cola meluncurkan kompetisi untuk 72 klub The Football League – yang disebut "Win a Player". Hal ini memungkinkan penggemar untuk memberikan satu suara per hari untuk klub favorit mereka, dengan satu entri dipilih secara acak menghasilkan £250.000 untuk klub ; hal ini terulang di tahun 2006. Kompetisi "Win A Player" sangat kontroversial, karena di akhir 2 kompetisi tersebut, Leeds United.F.C. mendapat suara terbanyak lebih dari dua kali lipat, namun mereka tidak memenangkan uang untuk membeli pemain baru bagi klub. Di tahun 2007, kompetisi berubah menjadi "Beli Pemain". Kompetisi ini memungkinkan para penggemar untuk membeli sebotol Coca-Cola atau Coca-Cola Zero dan mengirimkan kode pada bungkusnya di situs Coca-Cola. Kode ini kemudian dapat menghasilkan apa saja mulai dari 50p hingga £100.000 untuk klub pilihan mereka. Kompetisi ini lebih disukai daripada kompetisi lama "Menangkan Pemain", karena memungkinkan semua klub memenangkan sejumlah uang. Antara tahun 1992 dan 1998, Coca-Cola menjadi sponsor utama Piala Liga Sepakbola ( Coca-Cola Cup ), turnamen piala sekunder di Inggris. Mulai musim 2019-2020, Coca-Cola telah menyetujui kesepakatan sponsorship terbesarnya di Inggris dengan menjadi mitra komersial sepak bola Liga Premier ketujuh dan terakhir untuk pasar Inggris dan Irlandia, Tiongkok, Malaysia, Indonesia, Singapura, Mesir, dan Afrika Barat.
Antara tahun 1994 dan 1997, Coca-Cola juga menjadi sponsor utama Piala Liga Skotlandia, mengganti namanya menjadi Piala Coca-Cola seperti versi Inggrisnya. Dari tahun 1998 hingga 2001, perusahaan ini menjadi sponsor utama Piala Liga Irlandia di Irlandia Utara, yang diberi nama Piala Liga Coca-Cola.
Coca-Cola adalah sponsor utama Tour Championship, acara terakhir PGA Tour yang diadakan setiap tahun di East Lake Golf Club di Atlanta, Georgia.
Diperkenalkan di 1 Maret 2010, di Kanada, untuk merayakan Olimpiade Musim Dingin 2010, Coca-Cola menjual kaleng berwarna emas dalam kemasan masing-masing 12.355 mL ( 12 imp fl oz ; 12 US fl oz ), di toko-toko tertentu.
Coca-Cola yang telah bermitra dengan UEFA sejak tahun 1988.
Coca-Cola telah ditampilkan secara menonjol di banyak film dan program televisi. Itu adalah elemen plot utama dalam film seperti One, Two, Three, The Coca-Cola Kid, dan The Gods Must Be Crazy, dan banyak lainnya. Dalam musik, seperti dalam lagu The Beatles, "Come Together", liriknya berbunyi, "Dia menembak Coca-Cola". The Beach Boys juga mereferensikan Coca-Cola dalam lagu mereka tahun 1964 "All Summer Long", menyanyikan "Anggota ketika kamu menumpahkan Coke ke seluruh blusmu?"
Artis solo terlaris sepanjang masa Elvis Presley, mempromosikan Coca-Cola selama tur terakhirnya di tahun 1977. Perusahaan Coca-Cola menggunakan gambar Presley untuk mempromosikan produknya Misalnya, perusahaan menggunakan lagu yang dibawakan oleh Presley, "A Little Less Conversation", dalam iklan Coca-Cola Jepang.
Artis lain yang mempromosikan Coca-Cola termasuk David Bowie, George Michael, Elton John, dan Whitney Houston yang muncul dalam iklan Diet Coke, dan banyak lainnya.
Tidak semua referensi musik tentang Coca-Cola berjalan dengan baik. Kalimat dalam "Lola" oleh Kinks awalnya direkam sebagai "Kamu minum sampanye dan rasanya seperti Coca-Cola." Ketika British Broadcasting Corporation menolak memutar lagu tersebut karena referensi komersialnya, penyanyi utama Ray Davies merekam ulang liriknya dengan "rasanya seperti cherry cola" agar lagu tersebut diputar.
Kartunis politik Michel Kichka menyindir papan iklan Coca-Cola yang terkenal di posternya tahun 1982, "And I Love New York." Di papan reklame tersebut, gelombang Coca-Cola disertai dengan tulisan "Nikmati Coke". Dalam poster Kichka, tulisan diatas gelombang Coca-Cola malah bertuliskan "Nikmati Kokain."
Coca-Cola memiliki tingkat identifikasi yang tinggi dengan Amerika Serikat, dianggap oleh beberapa orang sebagai "Merek Amerika" atau sebagai barang yang mewakili Amerika, dikritik sebagai Cocacolonization. Setelah Perang Dunia II, hal ini memunculkan produksi singkat White Coke atas permintaan dan untuk Marsekal Soviet Georgy Zhukov, yang tidak ingin terlihat meminum simbol imperialisme Amerika. Botol-botol tersebut diberikan oleh Presiden Eisenhower selama konferensi, dan Marsekal Zhukov menikmati minuman tersebut. Botol-botol tersebut disamarkan sebagai botol vodka, dengan tutupnya berdesain bintang merah, untuk menghindari kecurigaan pejabat Soviet.
Coca-Cola diperkenalkan ke Tiongkok di tahun 1927, dan sangat populer hingga tahun 1949. Setelah Perang Saudara Tiongkok berakhir di tahun 1949, minuman tersebut tidak lagi diimpor ke Tiongkok, karena dianggap sebagai simbol budaya Barat yang dekaden dan gaya hidup kapitalis. Impor dan penjualan minuman tersebut dilanjutkan di tahun 1979, setelah hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Tiongkok dipulihkan. Kesepakatan untuk mengizinkan Coca-Cola memasuki pasar Tiongkok dicapai selama kunjungan Deng Xiaoping ke Amerika Serikat.
Ada beberapa boikot konsumen terhadap Coca-Cola di negara-negara Arab karena investasi awal Coke di Israel selama boikot Liga Arab terhadap Israel ( pesaingnya, Pepsi, tidak ikut serta dalam Israel ). Mecca-Cola dan Pepsi adalah alternatif populer di Timur Tengah.
Dispenser air mancur Coca-Cola ( secara resmi disebut Fluids Generic Bioprocessing Apparatus atau FGBA ) dikembangkan untuk digunakan pada Pesawat Luar Angkasa sebagai tempat uji untuk menentukan apakah minuman berkarbonasi bisa diproduksi dari karbon dioksida, air, dan sirup rasa yang disimpan secara terpisah dan menentukan apakah cairan yang dihasilkan bisa tersedia untuk dikonsumsi tanpa nukleasi gelembung dan pembentukan busa. FGBA-1 terbang dengan STS-63 di tahun 1995 dan memberikan minuman pra-campuran, diikuti oleh FGBA-2 di STS-77 di tahun berikutnya. Yang terakhir mencampur CO₂, air, dan sirup untuk membuat minuman. Perusahaan ini memasok masing-masing 1,65 liter Coca-Cola dan Diet Coke.
Minuman ini juga sering menjadi metonim dari Coca-Cola Company.
Coca-Cola kadang-kadang digunakan untuk pengobatan penyakit fitobezoar lambung. Di sekitar 50% kasus yang diteliti, Coca-Cola saja terbukti efektif dalam pembubaran fitobezoar lambung. Namun pengobatan ini bisa mengakibatkan potensi terjadinya obstruksi usus kecil pada sebagian kecil kasus, sehingga memerlukan intervensi bedah.
Artikel utama : Kritik terhadap Coca-Cola
Kritik terhadap Coca-Cola muncul dari berbagai kalangan di seluruh dunia, terkait berbagai isu, termasuk dampak kesehatan, isu lingkungan, dan praktik bisnis. Perasa minuman coca, dan julukan "Coke", tetap menjadi tema umum kritik karena hubungannya dengan obat-obatan terlarang kokain. Di tahun 1911, pemerintah AS menyita 40 barel dan 20 tong sirup Coca-Cola di Chattanooga, Tennessee, dengan tuduhan kafein dalam minumannya "berbahaya bagi kesehatan", yang menyebabkan perubahan undang-undang keamanan pangan.
Dimulai di tahun 1940-an, PepsiCo mulai memasarkan minuman mereka ke orang-orang Afrika-Amerika, sebuah ceruk pasar yang sebagian besar diabaikan oleh produsen-produsen milik orang kulit putih di AS, dan mampu menggunakan sikap anti-rasisme sebagai nilai jual, menyerang keengganan Coke untuk mempekerjakan karyawannya. orang kulit hitam dan dukungan dari ketua the Coca-Cola Company untuk Gubernur Georgia yang segregasi Herman Talmadge. Sebagai hasil dari kampanye ini, pangsa pasar PepsiCo dibandingkan dengan Coca-Cola melonjak secara dramatis di tahun 1950an dengan konsumen minuman ringan Afrika-Amerika tiga kali lebih mungkin membeli Pepsi dibandingkan Coke.
The Coca-Cola Company, anak perusahaan dan produknya terus-menerus mendapat kritik dari kelompok konsumen, pemerhati lingkungan, dan pengawas, terutama sejak awal tahun 2000an. Di tahun 2019, BreakFreeFromPlastic menobatkan Coca-Cola sebagai pencemar plastik terbesar di dunia. Setelah 72.541 relawan mengumpulkan 476.423 lembar sampah plastik dari sekitar tempat tinggal mereka, ditemukan total 11.732 lembar sampah plastik yang diberi label merek Coca-Cola ( termasuk merek Dasani, Sprite, dan Fanta ) di 37 negara di empat benua. Di Forum Ekonomi Dunia 2020 di Davos, Kepala Keberlanjutan Coca-Cola, Bea Perez, mengatakan pelanggan menyukainya karena bisa dibuka kembali dan ringan, dan "bisnis tidak akan berjalan jika kita tidak mengakomodasi konsumen." Di bulan Februari 2022, Coca-Cola mengumumkan bahwa mereka bertujuan untuk membuat 25 persen kemasannya bisa digunakan kembali di tahun 2030.
Coca-Cola Classic kaya akan gula, terutama sukrosa, yang menyebabkan karies gigi bila dikonsumsi secara teratur. Selain itu, nilai kalori yang tinggi dari gula itu sendiri juga bisa menyebabkan obesitas. Keduanya merupakan masalah kesehatan utama di negara maju.
Di bulan Februari 2021, Coca-Cola mendapat kritik setelah video sesi pelatihan, yang meminta karyawan untuk "berusaha untuk tidak terlalu berkulit putih", dibocorkan oleh seorang karyawan. Sesi tersebut juga menyatakan bahwa untuk menjadi karyawan yang "tidak terlalu berkulit putih", mereka harus tidak terlalu "sombong" dan "defensif".
Perusahaan tersebut, bersama dengan Pepsico dan konglomerat Amerika lainnya, telah menghadapi kritik dan boikot yang terus-menerus dari gerakan pro-Palestina, terutama setelah Perang Israel-Gaza di tahun 2023-24. Kritikus menunjuk pada hubungan perusahaan tersebut dengan Israel, termasuk sumbangannya kepada organisasi Zionis sayap kanan Im Tirtzu, sebagai pembenaran boikot tersebut. Di bulan Juni 2024, distributor Coca-Cola di Bangladesh memasang iklan di Bangladesh—yang menghadapi boikot besar-besaran—berusaha menjauhkan perusahaan tersebut dari Israel.
Tuduhan regu kematian Kolombia
Artikel utama : Sinaltrainal v.Coca-Cola Co.
Di bulan Juli 2001, the Coca-Cola Company digugat atas dugaan penggunaan pasukan kematian sayap kanan ( United Self-Defense Forces of Colombia ) untuk menculik, menyiksa, dan membunuh pekerja pembotolan Kolombia yang terkait dengan aktivitas serikat pekerja. Coca-Cola digugat di pengadilan federal AS di Miami oleh serikat pekerja makanan dan minuman Kolombia, Sinaltrainal. Gugatan tersebut menuduh bahwa Coca-Cola secara tidak langsung bertanggung jawab karena telah "mengontrak atau mengarahkan pasukan keamanan paramiliter yang menggunakan kekerasan ekstrem dan membunuh, menyiksa, menahan secara tidak sah, atau membungkam para pemimpin serikat pekerja". Hal ini memicu kampanye untuk memboikot Coca-Cola di Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Italia, dan Australia. Javier Correa, presiden Sinaltrainal, mengatakan kampanye tersebut bertujuan untuk memberikan tekanan pada Coca-Cola "untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan" yang diderita anggota serikat pekerja.
Berbicara dari kantor pusat Coca-Cola Company di Atlanta, juru bicara perusahaan Rafael Fernandez Quiros mengatakan "Coca-Cola menyangkal adanya hubungan dengan pelanggaran hak asasi manusia jenis ini" dan menambahkan "Kami tidak memiliki atau mengoperasikan pabrik".
Coca-Cola bisa digunakan untuk menghilangkan lemak dan noda minyak dari beton, logam, dan pakaian. Ini juga digunakan untuk menunda pengerasan beton.
Coca-Cola pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 1927, ketika sebuah teknisi Belanda bernama Bernie Konings mengimpornya ke Hindia Belanda. Di tahun 1932, pembotol Coca-Cola pertama di Indonesia, De Nederlands-Indische Mineral Water Fabriek (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) berdiri di Batavia (Jakarta).[1] Produksi Coca-Cola lumpuh pada zaman penjajahan Jepang (1942-1945), tetapi sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, pabrik tersebut beroperasi kembali di bawah nama NV Indonesian Bottlers Ltd. (IBL) dengan status perusahaan nasional.
Pada tahun 1971, dengan pertambahan mitra usaha dan modal, didirikan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia yaitu PT Djaya Beverages Bottling Company yang berlokasi di Jakarta. Secara berturut-turut, 10 pabrik pembotol Coca-Cola lainnya kemudian beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia, yaitu Medan (1973), Surabaya (1976), Semarang (1976), Ujung Pandang/Makassar (1981), Bandung (1983), Padang (1985), Bali (1985), Manado (1985), Lampung (1985) dan Banjarmasin (1991).
Sejak tahun 1991, Coca-Cola Amatil yang berpusat di Australia mengakuisisi semua perusahaan pembotol Coca-Cola di Indonesia, kecuali PT Bangun Wenang Beverages Company yang berlokasi di Manado. Hasil akuisisi ini membuat pembotol-pembotol tersebut menjadi satu perusahaan dengan nama Coca-Cola Amatil Indonesia (kini menjadi Coca-Cola Europacific Partners Indonesia). Secara resmi Coca-Cola Europacific Partners Indonesia terbagi menjadi 2 entitas legal, yaitu PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) sebagai pemegang lisensi produksi dan produsen minuman serta PT Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI) sebagai perusahaan penyalur.[2] Selain keduanya, ada juga PT Coca-Cola Indonesia yang menjadi perwakilan langsung dari The Coca-Cola Company, dengan menjadi penyalur konsentrat Coca-Cola dan mensupervisi produksi yang dilakukan pembotolnya.
Saat ini terdapat tiga versi Coca-Cola yang dipasarkan di Indonesia, yaitu:
Wikimedia Commons memiliki media mengenai
Apakah Anda penggemar minuman bersoda? Jika iya, pernahkah Anda bertanya mengenai seberapa banyak kandungan gula coca-cola? Minuman bersoda memang merupakan salah satu jenis minuman yang cukup unik dan menarik, dan oleh karenanya banyak digemari oleh sebagian besar kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Meskipun begitu, dibalik keunikan dan rasanya yang menyegarkan ini, minuman bersoda menyimpan kandungan gula yang cukup tinggi.
Lantas, berapa banyak kandungan gula coca-cola? Dan apakah kandungan yang terdapat di dalamnya bisa dikatakan aman untuk dikonsumsi setiap hari? Untuk mendapatkan jawaban yang tepat, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu berapa batas konsumsi gula harian yang bisa dikonsumsi.
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 dan diproduksi secara lokal sejak tahun 1932. Setelah sempat berhenti beroperasi pada tahun 1942, Coca-Cola mulai diproduksi kembali oleh Indonesia Bottler Limited (IBL), perusahaan nasional yang didirikan oleh TH Ticoalu, Tatang Nana, dan Harry Handoyo. Pabrik tersebut memproduksi 1,000-1,500 cases Coca-Cola setiap harinya, dan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3-7 truk untuk pendistribusian.
Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor minuman non-alkohol siap minum terkemuka yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992. CCAI memproduksi dan mendistribusikan produk di bawah lisensi The Coca-Cola Company.
Di tahun 2016, Coca-Cola Amatil Indonesia mempekerjakan lebih dari 12,000 karyawan orang di 8 pabrik pembotolan dan di lebih dari 200 pusat penjualan dan distribusi di seluruh negeri. Coca-Cola Amatil Indonesia adalah mitra pembotolan utama untuk Coca-Cola System dan bisnis investasi Australia terbesar di Indonesia, yang beroperasi sejak tahun 1992.
Berapa kandungan gula coca-cola?
Coca-cola merupakan salah satu jenis minuman bersoda yang banyak digemari dan oleh karenanya banyak pula dikonsumsi, terutama karena merk yang satu ini sudah cukup terkenal di seluruh dunia. Coca-cola dalam hal ini memiliki beberapa varian produk yang cukup populer mulai dari Coca-cola reguler, Coke Zero dan Diet Coke yang diklaim cocok untuk mereka yang sedang dalam program diet kalori rendah. Lantas berapa banyak kandungan gula Coca-cola dari berbagai jenis produk tersebut.